Kamis, 27 Oktober 2011

7 Kecelakaan Mematikan dalam sirkuit balap

7 Kecelakaan Maut Dilintasan Balap

Gilles Villeneuve adalah kebanggaan olahraga motor Kanada. Karirnya dimulai di Quebec, di mana ia mulai balap mobil salju sebelum pindah ke Formula Atlantik.

Ia memenangkan Kejuaraan Formula Atlantik tahun 1976 di Amerika Serikat dan Kanada, dan kemudian ditawari bergabung dengan McLaren pada tahun 1977. Ia melaju pada tahun 1978 untuk Ferrari, dan selama karir singkat ia memenangkan enam balapan dan menemapti urutan kedua dalam seri kejuaraan.

Pada tahun 1982, Villenueve melalaju dalam kualifikasi untuk Grand Prix Belgia di Zolder ketika ia menabrak mobil lain yang lebih lambat, membuatnya terpental ke udara pada kecepatan diperkirakan antara 193 dan 225 km/jam. Mobil itu terbanting ke dalam trek sementara Villenueve setelah terpental keudara ditangkap pagar pembatas.

Ile Notre-Dame Montreal, sebuah sirkuit balap di Kanada, berubah nama menjadi Sirkuit Gilles Villenueve setelah kecelakaan itu, dan, bahkan hari ini, Giles tetap menjadi salah satu pembalap mobil yang paling populer dan mengagumkan dalam sejarah.

"The Intimidator" adalah salah satu tokoh yang paling kontroversial dalam sejarah NASCAR. Fans yang mencintainya mencintai bahwa ia akan melakukan apa saja untuk memenangkan perlombaan, dan pengkritik mencemoohnya karena alasan yang sama.

Earnhardt was undoubtedly one of the most successful NASCAR drivers ever, winning 76 races and seven championships during its most competitive and difficult era. Earnhardt tak diragukan lagi sebagai salah satu pembalap NASCAR paling sukses yang pernah ada, menang 76 balapan dan tujuh kejuaraan selama era yang paling kompetitif dan sulit.

Pada tahun 2000, pada usia 49, Dale Earnhardt mengatakan ia harus pensiun dengan saaat dia menempati posisi kedua, membuatnya menjadi favorit pada kejuaraan Piala Winston 2001. Tim yang dimiliki, Dale Earnhardt Inc, juga menghadirkan mobil ketiga, dengan Steve Park dan Dale Earnhardt, Jr yang bergabung dengan pengemudi lama dan teman Michael Waltrip. Waltrip dan Earnhardt Junior memimpin Daytona 500 pada putaran akhir, dengan Earnhardt Sr di ketiga.

Ketika mobil mengitari sudut ketiga, mobil Earnhardt's disenggol bagian belakangnya dan sehingga oleng, sebelum tiba-tiba berbalik di atas trek lintasan dan membantingnya ke dinding pada kecepatan 257 km/jam.

Sesama sopir Kenny Schrader, yang telah menyenggol mobil Earnhardt saat ia menabrak dinding, segera keluar dari mobil untuk memeriksanya dan segera memberikan isyarat untuk mencari bantuan. Earnhardt dinyatakan meninggal hari itu, dan dinyatakan meninggal karena benturan dengan dinding dinding.

Banyak penggemar menandai kematian Earnhardt sebagai kematian terbesar dalam balap mobil NASCAR, sebagai olahraga balap mobil yang telah banyak melakukan perubahan sejak kematiannya.

Kini NASCAR telah membuat banyak perubahan demi Keselamatan pembalap karena tragedi itu. Kenangan Earnhardt masih sangat diingat,ia adalah salah satu bintang paling berkilau dalam NASCAR.

Sebuah jajak pendapat tahun 2009 dari 271 pembalap Formula One, anggota kru dan karyawan menunjuk Ayrton Senna sebagai pembalap F1 terbesar dalam sejarah.

Seorang Pembalap yang 3 kali menjuarai seri kejuaraan, Senna memenangkan Grand Prix Monaco enam kali dan memegang rekor pole position dari tahun 1989 hingga 2006. Senna itu dikenal sebagai pesaing yang tangguh, dan terutama dikenal karena perseteruan dengan Alain Prost, pesaingnya dalam berduel untuk kejuaraan di musim 1988-1992. Kejuaraan F1 1994, Senna mulai perlombaan; meskipun menang dalam dua balapan, ia gagal untuk menyelesaikan balapan lain dan 20 poin tertinggal.

Dia memimpin di GP San Marino di Imola, di mana banyak pembalap berada di tepi setelah kematian pembalap pendatang baru Roland Ratzenberger, ketika mobilnya meninggalkan lintasan dan menabrak dinding penahan pada kecepatan 220 km/ jam. Tempat / kerangka roda penyok kebelakang menembus helm, menyebabkan pecah tulang tengkoraknya.

Di mobilnya, pekerja keamanan menemukan bendera Austria yang masih digulung, yang akan dikibarkan Senna untuk menghormati kematian Ratzenberger.

Pemerintah Brazil mengumumkan tiga hari berkabung nasional untuk bintang besar negara itu. Alain Prost, saingan terbesarnya, adalah salah satu pengusung jenazah untuk pemakaman, dan diperkirakan 3 juta rakyat Brasil berbaris di jalan-jalan untuk memberikan penghormatan terakhir.

Di Jepang, kantor pusat Honda di Tokyo menerima begitu banyak karangan bunga membuat lobi kantor itu kewalahan, meskipun fakta bahwa Senna tidak lagi berlomba untuk tim McLaren-Honda.

Pierre Levegh, seorang sopir pabrik untuk Mercedes-Benz, membayangi pemimpin perlombaan setelah dua jam melaju pada 24 Hours of Le Mans race 1955 di Le Mans. Sebuah mobil lebih lambat memblokir jalan dan, mobil yang memimpin lomba mampu menghindarinya, tapi itu membuat Levegh tidak ada waktu untuk bereaksi.

Dia bertabrakan dengan mobil lebih lambat, yang membuat jalur dibelakangnya seperti mengamuk, dan membuatnya terpental ke udara pada kecepatan hampir 150 mil per jam. Ia melejit ke udara dan menghantam gundukan tanah di sebelah kiri penonton.

Bagian mobil- termasuk gandar depan dan kap - terbang ke kerumunan. Tangki bahan bakar pecah dan mobil, dengan komponen yang banyak terbuat dari magnesium, meledak menjadi api, mengirimkan bara ke jalur lintasan dan juga ke banyak penonton.

Pada hari itu, 83 penonton tewas dan 120 lainnya luka-luka. Tragedi Le Mans 1955 telah digambarkan sebagai peristiwa tunggal yang hampir mematikan olahraga balap mobil itu sendiri. Mercedes-Benz menarik diri dari olahraga motor kompetitif sampai pertengahan 1980-an.

Pemerintah Jerman, Perancis, Swiss, Spanyol dan negara-negara lain langsung melarang balap mobil, sampai lintasan balap mempunyai standar keamanan yang lebih tinggi (Swiss masih memiliki larangan segala bentuk motorsport waktunya, sampai 2010).

Langkah-langkah keselamatan yang biasa kita jumpai pada mobil saat ini, seperti sabuk pengaman, dilakukan setelah Tragedi 1955, dan melacak berubah untuk menjelaskan peningkatan kecepatan dari 60 mil per jam ketika pertama kali dibuka sampai 190 mil per jam, di tahun 1955.

Pada seri pembuka MotoGP musim 2003 itu, Minggu 6 April 2003, Kato baru membalap sebanyak tiga putaran sebelum mengalami insiden saat memasuki sebuah chicane. Ia terjungkal dari RCV Honda-nya yang ketika itu sedang melaju dengan kecepatan 200 km/jam.

Kato langsung tak sadarkan diri. Dengan helikopter ia segera dilarikan ke rumah sakit Yokkaichi untuk mendapatkan perawatan serius. Dari cederanya, kebanyakan yang paling serius menimpa bagian kepala, leher, serta dadanya.

Meskipun dalam beberapa kesempatan tim dokter menyatakan Kato telah melewati masa kritisnya, namun Tuhan menentukan lain. Hari Sabtu (19/4/2003) malam waktu setempat mantan juara dunia GP motor kelas 250cc ini menghadap Penciptanya.

"Jika pemuda Jepang ini memutuskan untuk mendengarkan suara para malaikat dan memasuki lembah cahaya, memilih meninggalkan dunia ini, maka dia telah memilihnya dalam suasana yang paling penuh makna, yaitu di malam Paskah dan Kebangkitan," tutur dokter sirkuit MotoGP, Dr. Costa.

Daijiro Kato lahir pada 4 Juli 1976 di Saitama, Jepang. Penggemar video game ini memulai debutnya di arena balap motor pada tahun 1992 di ajang 250 cc All Japan Championship Honda. Karirnya di GP motor bermula di tahun 1996, ketika mendapat jatah wild card untuk mengikuti GP Jepang 250 cc.

Sejak itu namanya mulai diperhitungkan. Pada musim 2001, setelah memenangkan sebelas seri, Kato merengkuh gelar juara dunia GP 250cc. Pada akhir Agustus 2002 ia resmi bertarung di kelas 500cc bersama tim Honda. Kato meninggalkan seorang istri dan dua putri di mana si bungsu baru lahir beberapa hari sebelum sang ayah mengalami tragedi di atas trek balapan.

Kematian Kato adalah yang pertama kalinya dalam olahraga ini sejak pembalap Jepang lainnya, Nobuki Wakai, tewas pada GP Spanyol tahun 1993. Hingga kini panitia maupun tim Honda Racing tak bisa memastikan penyebab terjadinya insiden yang menimpa Kato.
Pembalap berusia 19 tahun asal Jepang Shoya Tomizawa tewas dalam kecelakaan di arena balap Moto2 di Sirkuit Misano. Pebalap muda Jepang meninggal akibat cedera parah saat balapan. Tomizawa sedang berada di posisi empat ketika terjadi kecelakaan di depan Alex de Angelis dan Scott Redding. Nasib sial menghampiri Tomizawa, karena dua pebalap di belakangnya tersebut menggilasnya dengan kecepatan tinggi. Tomizawa tergilas karena sebelumnya selip dan terjatuh. Tomizawa langsung dilarikan ke rumah sakit di Riccione untuk mendapatkan perawatan. Tetapi takdir berkata lain, karena nyawa sang pebalap tak bisa diselamatkan. Pada pukul 14.20 waktu setempat, pihak rumah sakit memberikan pernyataan resmi bahwa Tomizawa meninggal dunia. Pebalap Ducati, Valentino Rossi (kiri), ikut terlibat ketika motor pebalap Gresini Honda, Marco Simoncelli (tengah), jatuh, dan ditabrak motor pebalap Yamaha Tech 3, Colin Edwards (atas), di Tikungan 11 lap kedua GP Malaysia, Minggu (23/10). Akibat kejadian tersebut, helm Simoncelli terlepas dan dia langsung terkapar ditengah lintasan, dan kemudian dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan Edwards mengalami dislokasi bahu, sedangkan Rossi selamat dari kecelakaan maut ini.. arnatanews.com Marco Simoncelli mengembuskan nafas terakhir pada pukul 16.58 waktu setempat atau 15.58 WIB, akibat kecelakaan maut di Sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu (23/10/11). Saat balapan memasuki lap kedua di Tikungan 11, Simoncelli jatuh dan terseret ke jalur milik Colin Edwards dan Valentino Rossi, sehingga kecelakaan maut itu tak terhindarkan. Simoncelli ditabrak Edwards, dan dia langsung terkapar di tengah lintasan setelah helm yang dikenakannya pun terlepas. Meskipun sudah mendapat bantuan setelah dibawa ke pusat medis sirkuit, tetapi nyawanya tak tertolong karena "Supersic" menderita cedera parah dikepala. Balapanpun dihentikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post